Kami menyaksikan betapa 'terbangnya' dia, teman baikku.
Kami melihat betapa bahagianya dia.
Karena pria itu.
Ah tidak, HANYA karna pria itu.
Tapi hari ini, haruskah kami menyaksikannya menangis?
Haruskah kami melihatnya terluka?
Haruskah kami memandang wajah yang penuh gurat kekecewaan itu?
Sebenarnya tak perlu ditanyakan.
Memang itu yang terjadi.
Kami khususnya aku sempat berbicara dengan nada tinggi 'Kamu bisa tanpa dia'
Tangisnya semakin menjadi. Membuatku menangis dalam hati.
Kami saling memandang
Dan serentak menghapus air mata yang mulai membasahi pipi
Agar terlihat tegar di depannya, teman baik kami
Agar kekecewaannya segera berhenti
Agar air matanya cepat terganti oleh tawa
Dia sosok yang ceria, yang bisa menggoreskan senyum disaat kami bertemu
Sosok yang sangat lihai menahan amarah,
Serta pandai menutupi kesedihan, hanya untuk orang-orang yang dicintainya; KAMI
Baru kali ini dia memperlihatkan kesedihannya
Memperlihatkan kekecewaannya
Ohh Tuhan...
Tak bisakah Kau hentikan air matanya?
Tak bisakah Kau berikan pria itu karma?
Sungguh, kami tak tega melihatnya seperti ini..
Kamis, 04 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar